Filosofi Keris Buatan Pengrajin Banyusumurup

Mbah Djiwo, pembuat keris dari Desa Banyusumurup

Keris bukan cuma dongeng atau cerita, akan tetapi keris adalah benda nyata pusaka atau benda sejarah ada juga keris sebagai aksesoris atau hiasan. Dari proses pembuatan beragam aksesoris keris adalah agenda yang bagus dari segi hiasan, pernak pernik, atau pahatannya. Istilah orang Jawa adalah larasannya. Anda akan semakin mendapat gambaran lengkap tentang bagaimana keris dan aksesorisnya di produksi. Desa Banyusumurup adalah lokasi tempat anda bisa menikmatinya atau menggali ilmu tentang keris dan sejarahnya. Desa Banyusumurup adalah sebuah desa yang sejak tahun 1950an berkembang menjadi sentra kerajinan asesoris keris.

Keris adalah salah satu warisan budaya asli Indonesia yang telah diakui UNESCO. Keris merupakan hasil karya anak bangsa yang harus dilestarikan keberadaannya karena bernilai estetis dan seni tinggi. Keris adalah salah satu karya nenek moyang bangsa Indonesia dan budaya tradisional dalam wujud senjata tajam dengan bentuk khas. Pembuatan karya seni itu menggunakan teknik tempa yang cukup rumit. Kerumitannya terletak pada seni tempa pamor yang indah. Ada anggapan bahwa motif pamor pada bilah keris adalah akibat campur tangan para dewa, makhluk gaib atau kekuatan supranatural yang lain. Oleh karena itu di Jawa keris disebut tosan aji atau wesi aji yang berarti besi yang bernilai atau dimuliakan. Keris adalah benda seni, pengungkapan falsafah, maupun pengejawantahan simbol dan harapan. Lebih dari itu, keris juga menjadi pusaka bagi sebagian rakyat Indonesia , khususnya yang berasal dari Jawa.

Keris memiliki berbagai macam bentuk, misalnya ada yang bilahnya berkelok-kelok (selalu berbilang ganjil) dan ada pula yang berbilah lurus. Orang Jawa menganggap perbedaan bentuk ini memiliki efek esoteris yang berbeda. Keris merupakan peninggalan budaya yang adiluhung,baik bentuknya yang unik juga banyak filosofi yang terdapat didalamnya. Bermacam-macam bentuk keris yang tiap bentuk mempunyai arti tersendiri. Pada jaman dahulu keris merupakan senjata yang dibanggakan, digunakan untuk pertahanan diri, perang, dan bisa memberikan kewibawaan dan kepercayaan diri bagi pemakainya. Empu jaman dahulu membuat keris dengan bahan pilihan bahkan dari meteor dan dalam proses yang teliti, sehingga sampai sekarang pun ada keris yang masih utuh dan akan mengeluarkan pamor bila dibersihkan (di-warangi), tapi jumlahnya memang tidak banyak dan harganya mahal. Keris adalah warisan budaya yang perlu dilestarikan karena merupakan salah satu warisan budaya indonesia dan bahkan sudah menjadi warisan budaya dunia. Jika anda cinta warisan budaya dan ingin ikut melestarikannya kami disini menyediakan macam macam keris dan aksesorisnya dengan harga terjangkau baik keris lama ataupun keris baru.

Hubungan keris dengan sarungnya secara khusus oleh masyarakat Jawa diartikan secara filosofi sebagai hubungan akrab, menyatu untuk mencapai keharmonisan hidup di dunia. Maka lahirlah filosofi "manunggaling kawula – Gusti", bersatunya abdi dengan rajanya, bersatunya insan kamil dengan Penciptanya, bersatunya rakyat dengan pemimpinnya, sehingga kehidupan selalu aman damai, tentram, bahagia, sehat sejahtera. Selain saling menghormati satu dengan yang lain masing-masing juga harus tahu diri untuk berkarya sesuai dengan porsi dan fungsinya masing-masing secara benar. Namun demikian, makna yang dalam dari tosan aji sebagai karya seni budaya nasional yang mengandung pelbagai aspek dalam kehidupan masyarakat Jawa pada umumnya,kini terancam perkembangannya karena aspek teknologi sebagai sahabat budayanya kurang diminati ketimbang aspek legenda dan magisnya.

sumber : http://imogiricenter.com/index.php?option=com_content&view=article&id=60:filosofi-keris-buatan-pengrajin-keris-banyusumurup&catid=54:industri-keris

0 komentar:

Posting Komentar