Ramadhan di Banyusumurup


Setiap datang bulan Suci Ramadhan, kaum muslim diwajibkan berpuasa penuh satu bulan, dan diwajibkan makan sahur.

karena itu anak-anak atau pemuda dusun Banyusumurup mempuyai tanggung jawab untuk membagunkan orang untuk sahur, atau bahasa jawa “Kotek’an” atau Ronda keliling membuyikan alat musik. alat musik itu sendiri hanya alat sederhana dari bekas alat2 dapur maupun dari bambu (kentogan) yang penting bisa berunyi dan enak di dengar. mereka mulai Ronda setiap jam 02:00. sedangkan rutenya hanya keliling Kampung.

tak ketinggalan anak-anak, dengan senangnya setiap sore mereka datang ke masjid kraton Banyusumurup atau di Mushola Darussalam, mereka belajar bersama membaca al-Quran, tidak menampik mereka juga mencari Takjil. heheheh. biasa anak kecil. selain mengadakan BuBer(buka bersama) untuk anak, panitia Ramadhan baik di Masjid Kraton, maupun di Mushola Darussalam juga mengadaka BUber untuk umum.

la kalau ibu sibuk didapur, mereka menyiapkan Menu Buber, baik itu untuk keluarga atau mereka mendapatkan jadwal membuatkan menu Takjil, mereka biasanya bersama-sama, atau bahasa jawanya, "rewanan".

Namun untuk Masalah orang atau anak-anak yang menyalakan mercon dkk. pak Dukuh langsung terjun, apabila warganya yang ketahuan memnyalakan/membuyikan mercon akan mendapatkan teguran maupun Sanksi, dari perda kab.Bantul yang melarang warga untuk tidak menyalakan/membunyikan Mercon, demi menjaga keamanan dan kekushukan warga dalam menjalankan Ibada Puasa Ramadhan 1430H.

3 komentar:

Mas Wawan mengatakan...

hiks..hiks....,jadi pengin mudik...., Ayo cah ditunggu report2 berikutnya, disertai wawancanda dengan sesepuh2 & senior-senior, Jo lali foto2ne....nggo Tombo Kangen......

Anonim mengatakan...

Kenangan selama dua tahun yang sulit dilupakan pada saat Ramadhan di sebuah dusun yang telah berperan banyak dalam cara saya memandang dunia ini,kebersamaan pada saat berbuka dengan takjilannya ataupun tidur bersama menunggu sahur di pelataran luar mesjid ini telah membentuk kenangan tersendiri dan ramadhan yang diakhiri oleh takbiran keliling kampung adalah sentuhan Tuhan tentang bagaimana memandang hidup sealu bersahaja..-Rian Setiawan-.

banyusumurup mengatakan...

makasih kunjungannya..

Posting Komentar